Senin, 11 Januari 2016

SMART CITY


Pengertian Smart City
Smart city merupakan sebuah konsep kota cerdas yang dapat membantu masyarakat mengelola sumber daya yang ada dengan effisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat atau lembaga dalam melakukan kegiatannya atau pun mengantisipasi kejadian yang tek terduga sebelumnya
Smart city merupakan sebuah impian dari hampir semua Negara di dunia. Dengan Smart City, berbagai macam data dan informasi yang berada di setiap sudut kota dapat dikumpulkan melalui sensor yang terpasang di setiap sudut kota, dianalisis dengan aplikasi cerdas, selanjutnya disajikan sesuai dengan kebutuhan pengguna melalui aplikasi yang dapat diakses oleh berbagai jenis gadget. Melalui gadgetnya,secara interaktif pengguna juga dapat menjadi sumber data, mereka mengirim informasi ke pusat data untuk dikonsumsi oleh pengguna yang lain.



Konsep smart city:
1.Sebuah  kota  berkinerja  baik  dengan  berpandangan  ke  dalam  ekonomi, penduduk, pemerintahan, mobilitas, lingkungan hidup
2.Sebuah  kota  yang  mengontrol  dan  mengintegrasi  semua  infrastruktur termasuk jalan, jembatan, terowongan, rel, kereta bawah tanah, bandara, pelabuhan,  komunikasi,  air,  listrik,  dan  pengelolaan  gedung. Dengan begitu  dapat  mengoptomalkan  sumber  daya  yang  dimilikinya  serta merencanakan  pencegahannya.  Kegiatan  pemeliharaan  dan  keamanan dipercayakan kepada penduduknya.
3.Smart  city  dapat  menghubungkan  infrastuktur  fisik,  infrastruktur  IT, infrastruktur  social,  dan  bisnis  infrastruktur  untuk  meningkatkan kecerdasan kota.
4.Smart city membuat kota lebih efisien dan layak huni
5.Penggunaan smart computing untuk membuat smart city dan fasilitasnya  meliputi  pendidikan,  kesehatan,  keselamatan  umum,  transportasi  yang  lebih cerdas, saling berhubungan dan efisien.

Faktor – factor yang Mempengaruhi Terwujudnya Smart City

Banyak  faktor  yang  membuat  smart  city  ini  menjadi  sukses  di  beberapa negara berkembang, selain inisiatif yang membuat smart city ini berhasil faktor lain yaitu :

1.      Manajemen dan Organisasi
Suatu organisasi harus memiliki manajemen yang terstruktur agar organisasi  tersebut  berjalan  baik,  seimbang  dan  lancar.  Dalam  hal  ini  factor  organisasi  dan manajemem  merupakan  factor  yang  menentukan  kemajuan  terciptanya  smart  city, karena  manusia  yang  membuat  tujuan  dan  manusia  pula  yang  melakukan  proses untuk mencapai tujuan.
2.      Teknologi
Sebuah  smart  city  sangat  bergantung  pada  smart  computing.  Smart computing mengacu pada generasi baru hardware, software dan jaringan teknologi  yang menyediakan system IT yang real-time. Dengan analisis yang baik dan secara  mendalam  dapat  membantu  penduduk  membuat  keputusan  yang  lebih  pintar  yang  diiringi dengan tindakan yang dapat mengoptimalkan proses bisnis.
Teknologi informasi merupakan sebuah pendorong utama bagi inisiatif smart  city.  Proyek  pembangunan  smart  city  dengan  mengacu  pada  teknologi  informasi  dapat  mengubah  sejumlah  peluang  yang  potensial,  mereka  dapat  meningkatkan  manajemen  dan  fungsi  kota.  Namun,  meskipun  banyak  manfaat  dari  teknologi tersebut dampaknya masih belum terlihat jelas, karena terdapat kesenjangan social bagi penduduk yang tinggal di pedesaan yang belum mendapatkan fasilitas tersebut.
Maka  dari  itu  pemerintah  kota  harus  banyak  mempertimbangkan  faktor-faktor tertentu  ketika  mengimplementasikan  teknologi  informasi  yang  berkaitan  dengan sumber  daya,  kapasitas,  dan  hal-hal  yang  berkaitan  dengan  kesenjangan  social nantinya.

3.      Pemerintahan
Beberapa kota di Negara berkembang sudah memulai proyek pembangunan  smart city yang inisiatif. Proyek ini disebut inisiatif smart city untuk melayani warga dan  untuk  meningkatkan  kualitas  hidup  mereka.  Dengan  demikian,  beberapa  kota telah merasakan peningkatan kebutuhan pemerintahan untuk mengelola proyek. Dukungan  dari  pemerintah  juga  merupakan  salah  satu  factor  yang  penting untuk  kemajuan  smart  city.  Karena  tanpa  dukungan  pemerintah  impian  untuk mewujudkan smart city akan sulit untuk diwujudkan.

4.      Kebijakan
Perpindahan  dari  sebuah  kota  biasa  menjadi  smart  city   memerlukan interaksi komponen teknologi dengan politik dan kelembagaan. Komponen politik  mewakili  berbagai  elemen  dan  tekanan  eksternal,  seperti  kebijakan  politik  yang mungkin  mempengaruhi  ide  dari  pembuatan  smart  city.  Konteks  kebijakan  sangat penting  bagi  pemahaman  dari  penggunaan  system  informasi.  Pemerintah  yang inovatif yang ikut serta dalam membangun smart city menekankan perubahan dalam suatu kebijakan.

5.      Masyarakat
Masyarakat  merupakan  bagian  penting  dari  terciptanya  smart  city,  karena dengan demikian kebiasaan-kebiasaan yang dulu mulai ditinggalkan. Proyek  smart city berdampak pada kualitas hidup warga dengan tujuan menjadikan sebuah kota menjadi  lebih  efisien.  Masyarakat  juga  dituntut  untuk  ikut  berpartisipasi  dalam pengelolaan  dan  penyelenggaraan  kota,  serta  menjadi  pengguna  kota  yang  aktif. Masyarakat juga adalah factoryang paling menentukan keberhasilan atau kegagalan terciptanya smart city.
6.      Ekonomi
Faktor  ekonomi  merupakan  pendorong  utama  smart  city.  Sebuah  kota  dengan  daya  saing  ekonomi  yang  tinggi  dianggap  memiliki  salah  satu  sifat  smart city.  Faktor  ekonomi  termasuk  salah  satu  daya  saing  inovasi,  kewirausahaan,  dan produktivitas dari kota tersebut.
7.      Infrastruktur
Infrastruktur memegang peranan penting dalam membuat smart city. Karena smart  city  dibangun  berdasarkan  infrastruktur  ICT  seperti  wi-fi  dan  hotspot. Pembangunan  infrastuktur  ICT  merupakan  hal  yang  mendasar  dalam  melakukan pembangunan  smart  city.  Pembangunan  infrastruktur  tergantung  pada  beberapa factor yang terkait untuk kinerja dan ketersediannya.
8.      Lingkungan

Factor  lingkungan  dianggap  sebagai  factor  yang  mempengaruhi  kemajuan  smart city karena nantinya lingkungan sebuah kota menggunakan teknologi dalam menjalani kelangsungan hidup masyarakatnya

Dimensi Smart City

Ada 6 Dimensi smart city, yaitu
1.      smart economy
smart economy atau ekonomi cerdas mencakup inovasi dan persaingan, jika semakin banyak inovasi-inovasi baru yang dikembangkan maka akan menambah peluang usaha baru dan meningkatkan persaingan pasar usaha/modal.
Meningkatnya jumlah pelaku usaha mengakibatkan persaingan pasar menjadi semakin ketat. Sehingga inovasi-inovasi baru perlu diciptakan untuk mempertahankan eksistensi bisnis pelaku usaha tersebut.

2.      smart mobility
Smart mobility termasuk pada transportasi dan pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur diwujudkan melalui penguatan system perencanaan infrastruktur kota, pengembangan aliran sungai, peningkatan kualitas dan kuantitas air bersih, pengembangan system transportasi, pengembangan perumahan dan permukiman, dan peningkatan konsistensi pengendalian pembangunan infrastruktur.
Dengan ketersediaan sarana/prasarana transportasi dan infrastruktur yang memadai akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

3.       smart environment (lingkungan)
Lingkungan pintar berarti lingkungan yang bisa memberikan kenyamanan, keberlanjutan sumber daya, keindahan fisik maupun non fisik, visual maupun tidak,bagi masyarakat dan public. Menurut undang-undang tentang penataan ruang, mensyaratkan 30 % lahan perkotaan harus difungsikan untuk ruang terbuka hijau baik privat maupun public. Lingkungan yang bersih tertata merupakan contoh dari penerapan lingkungan yang pintar.

4.      smart people (kreativitas dan modal)
Pembangunan senantiasa membutuhkan modal, baik modal ekonomi (economic capital), modal manusia (human capital) maupun modal sosial (social capital). Kemudahan akses modal dan pelatihan-pelatihan bagi UMKM dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mereka dalam mengembangkan usahanya.
Modal sosial termasuk seperti kepercayaan, gotong royong, toleransi, penghargaan, saling memberi dan saling menerima serta kolaborasi sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berbagai mekanisme seperti meningkatnya rasa tanggungjawab terhadap kepentingan publik, meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya keserasian masyarakat dan menurunnya tingkat kejahatan. Tata nilai ini perlu dipertahankan dalam kehidupan sosial masyarakat smart city.

5.      smart living (kualitas hidup)
Berbudaya, berarti bahwa manusia memiliki kualitas hidup yang terukur (budaya). Kualitas hidup tersebut bersifat dinamis, dalam artian selalu berusaha memperbaiki dirinya sendiri. Pencapaian budaya pada manusia, secara langsung maupun tidak langsung merupakan hasil dari pendidikan. Maka kualitas pendidikan yang baik adalah jaminan atas kualitas budaya, dan atau budaya yang berkualitas merupakan hasil dari pendidikan yang berkualitas.

6.      smart governance (pemberdayaan dan partisipasi)
Kunci utama keberhasilan penyelengaraan pemerintahan adalah Good Governance. Yaitu paradigma, sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang mengindahkan prinsip-prinsip supremasi hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi, transparansi, profesionalitas, dan akuntabilitas ditambah dengan komitmen terhadap tegaknya nilai dan prinsip “desentralisasi, daya guna, hasil guna, pemerintahan yang bersih, bertanggung jawab, dan berdaya saing”.

Keberpihakan pemerintah daerah perlu ditingkatkan untuk mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dan dapat mengejar ketinggalan pembangunan. Hal yang dapat dilakukan adalah membangun wilayah-wilayah tertinggal melalui peningkatan produktivitas dan pemberdayaan masyarakat, meningkatkan keterkaitan antara wilayah tertinggal dengan wilayah-wilayah pusat kota serta mengelola dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya yang ada

Karakteristik Aplikasi Berbasis Smart City

Karakteristik Aplikasi Berbasis Smart City


·         Sensible
--> melakukan sensor
--> WSN , GIS.
·         Connectable
--> sensor terhubung ke aplikasi dan pengguna melalui jaringan komputer.
·         Ubiquitous
--> dapat diakses kapanpun dan dimanapun , mobile
·         Sociable
--> terhubung satu sama lain
--> social media,  social network
·         Shareable
--> berbagi informasi ke jejaring.
·         Visible/Augmented
--> informasi diakses secara fisik
--> Augmented reality



6 Level Penerapan Smart City (menurut Prof Suhono STEI ITB)
1.      Level 0 --> masih kota biasa , ada potensi menjadi Smart City.
2.      Level 1 --> mulai menjadi Smart City --> tersedia internet secara menyeluruh.
3.      Level 2 --> setiap kota saling terhubung --> MAN (Metropolitan Area Network)
4.      Level 3 --> open information dan open data ( bertukar informasi / data ) antar kota secara online 
5.      Level 4 --> tiap kota memiliki informasi penting tersendiri dan nilai penting didalamnya.
Level 5 --> integrasi yang baik antar kota --> kombinasi dari level 2,3,4.



Sebelum kita membicarakan Smart city di indonesia kita perlu tau kondisi di indonesia saat ini.Kondisi Berdasarkan data ,Indonesia tahun 2013 adalah sebagai berikut
1.     Populasi penduduk di indonesia 240 juta jiwa
2.     jumlah rumah tangga 60 juta
3.     GDB per kapita USD 3000
4.     Populasi perkotaan 55 %
5.     jumlah pengguna seluler 300 juta
6.     jumlah pc 4 juta
7.     jumlah pengguna internet 80 juta (40 persen dari pengguna mobile)
8.     jumlah pelanggan broadband internet 23 juta (30 mobile internet user)
9.     pertumbuhan ekonomi 5,4 pertahun
Berdasarkan data diatas,indonesia sudah seharusnya menerapkan konsep smart city . Di indonesia sudah ada beberapa kota yang sudah menerapkan konsep smart city diantaranya:
1.     Bandung
2.     Balikpapan
3.     Makasar 
4.     surabaya

Bandung
  • Telah terdapat 5000 wifi disetiap ruang public
  • pelayanan public lewat jaringan sosial media seperti twitter
  • setiap dinas memiliki data digital 
  • kartu parkir berbayar
  • smart goverment dengan mengupgread sistem di pemerintahan dari paper ke paperless dengan sistem informasi yang user frendly
  • Bandung akan punya kota pintar yang akan dinamai Bandung Technopolis seluas 400 hektar. Kota pintar di Gede Bage itu nantinya akan menjadi prototipe penerapan smart city di Indonesia

    Balik papan
  • balikpapan didirikan data center terbesar di indonesia
  •  Kota yang berbabis cerdas teknologi ini akan menghasilkan kreativitas digital ( Digital Creative Center) bagi para pengguna teknologi yang ada di Kalimantan timur, khususnya Balikpapan. 
  • Data center di Balikpapan sudah mengalahkan Luas data center yang ada di Surabaya (5.500 m2), sentul (8.000 m2) dan serprong (20.000 m2)

  • Makasar
  • Jalan Layang di Pantai Losari Dari Belakang HGM (Hotel Golden Makassar) ke Depan Fort Rotterdam
  • Smart Hospital, menambahkan perangkat sensor pada pasien (location tracking devices) dan papan status yang ditempatkan diruang tunggu untuk melacak keberadaan pasien (electronic status board)
  •  Smart Parking Censor Platform, fitur mengisi bensin dan menambahkan fitur cuci kendaraan dan service
  • Balikpapan, Telkom juga berencana membangun pusat kreativitas digital (digital creative center), sebagai fasilitas berbasis teknologi canggih.
  • 1.000 titik akses koneksi internet berbasis wireless melalui @wifi.id di berbagai lokasi di Balikpapan

    Surabaya
·          
    • Kota Surabaya adalah kota yang memenangkan ajang  Smart City Award 2011 yakni Smart Environment, Smart Living, dan Smart Governance.
    • Di Surabaya banyak terdapat open space, bahkan surabaya sudah meningkatkan ruang terbuka hijau menjadi 40%. Salah satu taman di surabaya membuat kota Surabaya mendapat penghargaan dari adiwiyata dan taman terbaik di Asia.
    • pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus ekploratoris yang berbekal sedikit teori dan mengeksplorasi fenomena kasus. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa proses pembangunan Kota Surabaya menuju Smart City
Contoh Fasilitas Kota Berkonsep Smart City

Teknologi modern serta perencanaan kota yang ramah lingkungan telah menghasilkan sejumlah inovasi baru. Banyak kota besar di dunia berusaha meningkatkan keseimbangan secara berkelanjutan, yang akan menjadi daya tarik kota itu sendiri. Berbagai macam inovasi berkembang ke berbagai unsur layanan kota pintar. Berikut adalah contoh dari fasilitas kota dengan konsep “Smart City”
  • Perumahan dan Gedung Perkantoran
Untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dalam pengoperasian bangunan dan konstruksi, di beberapa kota telah dilakukan perbaikan pada infrastruktur serta sertifikasi bangunan untuk mengurangi penggunaan listrik dan air. Penggunaan “smart metering” dan “smart building” teknologi membantu memaksimalisasi kontrol penggunaan.Pengaturan kode etik dalam proses pembangunan, standarisasi dan sertifikasi adalah salah satu cara penting untuk menciptakan bangunan yang ramah lingkungan. Banyak kota telah menjalankan program pengawasan kodeetik dan standar dalam proses pembangunan dan renovasi gedung.
  • Pengelolaan sumber daya alam
Dalam hal pasokan dasar sumber daya alam, banyak kota yang bekerja keras untuk mengurangi intensitas karbon dari energi yang digunakan masyarakat serta meningkatkan efektifitas, efisiensi pasokan dan jaringan distribusi.Berbagai sumber energi terbarukan seperti energi tenaga air, angin, sampah, ombak, matahari, dan panas bumi akan menjadi sumber energi penting. Pada tahun 2010, lebih dari 100 negara telah menetapkan target untuk energi terbarukan, naik dari hanya 55 negara pada tahun 2005. Sampai tahun 2020 penggunaan energi terbarukan ditargetkan sekitar 15% hingga 25%, tetapi ada beberapanegara sudah melampaui target ini
  • Kesehatan dan keselamatan
Teknologi informasi dan telekomunikasi secara inovatif telah mengubah kemampuan kota untuk menyediakan.pelayanan kesehatan jarak jauh kepada masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di panti jompo dan daerah terpencil.Penerapan teknologi modern merupakan bagian terpenting dari proyek ini.Beberapa pasien dilengkapi dengan perangkat yang dapat mengukur tekanan darah dan glukosa darah secara otomatis, menggunakan sebuah televisi “set-top box” yang berfungsi sebagai computer yang mampu meng-upload hasil tes ke Service Center Telecare.Para perawat kemudian menganalisa hasil diagnosa tersebut dan merekomendasikan perawatan yang diperlukan.Salah satu manfaat dari program ini adalah bahwa pasien tidak harus meninggalkan tempat tinggalnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
  • Pendidikan dan budaya

Model pelayanan pendidikan pada kota pintar (Smart City) baik negeri maupun swasta, diterapkan terutama menggunakan teknologi modern. Termasuk penyediaan fasilitas untuk kegiatan rekreasi dan kebudayaan seperti :musik, teater, olahraga dan kegiatan rekreasi lainnya. Tidak kalah pentingnya, pendidikan dalam konteks Kota Pintar (Smart City) adalah kebutuhan untuk melibatkan masyarakat dalam proses pendidikan, dimana akan terjadi perubahan perilaku untuk menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan keseluruhan aspek keberlanjutan dan kesehatan lingkungan kota.



0 komentar:

Posting Komentar

Disqus Shortname

Comments system